UNP Bantah 30 Mahasiswa KKN Diusir Warga dari Bungus: Mereka Kabur

UNP Bantah 30 Mahasiswa KKN Diusir Warga dari Bungus: Mereka Kabur

Pihak Universitas Negeri Padang (UNP) meluruskan informasi yang menyebut 30 mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) di Bungus Teluk Kabung, Padang, diusir warga. Pihak universitas menyebut 30 mahasiswa itu bukan diusir tapi kabur sebab tertekan.
Sekretaris UNP, Erianjoni, menjelaskan sebelum saat terjun ke penduduk melalui program KKN, mahasiswa sudah dibekali bersama keterampilan dan ilmu.

“Sebelum mereka bekerja, mereka perlu mengaplikasikan ilmu-ilmunya di masyarakat. Dan mereka perlu menuntaskan persoalan yang berjalan di tengah penduduk itu,” katanya kepada rutankendari (Visit rutankendari), Senin (26/6/2023).

Lebih lanjut, Erianjoni menjelaskan mahasiswa KKN UNP masih dianggap efisien dan masih banyaknya diminta lakukan pengabdian. Selain itu KKN ini termasuk didorong oleh instrumen kurikulum Merdeka Belajar yang sudah diterapkan oleh UNP.

“Di tingkat universitas kami bersama LP2M UNP sudah menyesuaikan sedemikian rupa metode KKN ini, sepenuhnya sudah kami atur bersama sebaiknya. Dan mahasiswa cuma mengikuti, tapi perihal yang viral ini di luar dugaan kami,” jelasnya.

Menurutnya, berkenaan penentuan dosen pembimbing lapangan, UNP cuma terhubung pendaftaran dan dosen tersebut mendaftar sendiri bersama latar belakang yang dimiliki.

“Dosen lapangan ini mendaftar sendiri menjadi DPL (dosen pembimbing lapangan), dan mereka kami kirim membimbing mahasiswa tersebut berdasarkan kompetensi mereka juga. Seperti dosen yang mengerti berkenaan area nelayan, mereka dapat membimbing mahasiswa di area nelayan itu,” ujarnya.

“Untuk mahasiswa termasuk seperti itu, didalam grup mereka, semua mahasiswa tersebut punya berlebihan dan keunggulan,” sambungnya.

Viral Di Tiktok

Sebelumnya persoalan ini viral, UNP sudah mewanti-wati mahasiswa yang lakukan KKN agar mampu membawakan dirinya di tengah penduduk mulai dari jalinan sampai bersosialisasi di tengah masyarakat.

“Untuk yang viral di Bungus ini bisa saja saya kira mereka baru datang, dan kecewa bersama iming-iming yang diberikan oleh perangkat Desa di sana. Seperti yang disebutkan oleh mahasiswa tersebut mereka digratiskan area tinggal dan iming-iming lainya,” jelasnya.

“Namun yang berjalan di lapangan, mereka perlu bayar. Dan mereka semua protes melalui kontennya itu. Nah, di sini salah mahasiswa kita, agar berdampak mereka semua kami pulangkan dari wilayah itu,” sambungnya.

Terkait mahasiswa KKN diusir oleh warga setempat, Erianjoni membantah perihal tersebut. Menurutnya, grup KKN tersebut mulai tertekan sebab ditanyakan warga setempat berkaitan video yang mereka buat.
Kondisi itu mengakibatkan mahasiswa tertekan dan terintimidasi. Alhasil 30 mahasiswa KKN di sana kabur.

“Mereka semua kabur, tidak diusir. Karena mereka mulai tertekan oleh pertanyaan berkaitan video yang viral itu. Selain itu saya rasa ada semangat orang tua termasuk yang meminta anaknya keluar dari sana, sebab tidak mampu memandang anaknya tertekan di wilayah KKN,” jelasnya.

Saat ini menurut Erianjoni, 30 orang mahasiswa tersebut sudah dikirim ke wilayah KKN baru yang berada di Kabupaten Agam. Hal ini untuk mencegah ketinggalan mahasiswa itu didalam KKN.

“Karena KKN ini nilai akademik, kami kirim mereka ke wilayah baru. Dan sebelum saat kami kirim mereka semua sudah diberi tanda tangan surat di atas materai agar tidak lakukan perihal yang sama,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *